Difteri dan Difter Tetanus Penyakit Yang Menyerang Hidung dan Tenggorokan
Difteri awal tahun 2018 ini sangat merisaukan masyarakat, penyakit ini menyerang sistem pernafasan seperti hidung, tenggorokan dan lendir. dari beberapa wilayah di Indonesia sudah terjangkit virus Difteri ini, virus ini sangat mudah meneyerang atau mudah terjangkit pada orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu sangat perlu untuk menjaga kesehatan tubuh sehingga kekebalan tubuh kuat menghadapi serangan - serangan virus yang menular seperti penyakit difteri ini.
Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah Indonesia. Jika tidak segera diimunisasi, kata dia, maka penyakit difteri ini bisa menular dan dapat menyebabkan kematian.vaksin difteri diberikan melalui imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus).
Seorang anak harus diberikan vaksin DPT sebanyak lima kali, mulai dari usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, hingga usia 4-6 tahun.anak usia di atas 7 tahun harus diberikan vaksinasi TD atau Tdap (tetanus, difteri dan aselular pertusis). Vaksin ini akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis harus diulang setiap 10 tahun sekali. Vaksin ini juga termasuk untuk orang dewasa. Masuknya bakteri penyakit difteri ke dalam tubuh berlangsung selama dua hari hingga lima hari.
Gejala awal dari penyakit difteri adalah :
Gejala penyakit difteri sudah kita pahami, oleh karena itu dengan mengenal gejala yang timbul kita harus mengetahui apa si yang menyebabkan penyakit ini bisa timbul dan menyerang hidung, tenggorokan dan saluran lendir?
Dari hasil penelitian dan pemeriksaan para dokter bahwa penyakit ini sangat mudah menuluar, proses penularan virus atau penyakit difteri ini adalah :
Apabila imunisasi DTP terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal. Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DTP atau melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Anda. Namun bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DTP, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap untuk diberikan.
Dengan adanya penyakit yang menyerang daya tahan tubuh ini khususnya pada anak - anak, maka sangat perlu untuk memperhatikan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari wabah virus difteri ini dengan menjaga kebersihan lingkungan dimana anda tinggal dan beraktifitas.
Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah Indonesia. Jika tidak segera diimunisasi, kata dia, maka penyakit difteri ini bisa menular dan dapat menyebabkan kematian.vaksin difteri diberikan melalui imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus).
Seorang anak harus diberikan vaksin DPT sebanyak lima kali, mulai dari usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, hingga usia 4-6 tahun.anak usia di atas 7 tahun harus diberikan vaksinasi TD atau Tdap (tetanus, difteri dan aselular pertusis). Vaksin ini akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis harus diulang setiap 10 tahun sekali. Vaksin ini juga termasuk untuk orang dewasa. Masuknya bakteri penyakit difteri ke dalam tubuh berlangsung selama dua hari hingga lima hari.
Gejala awal dari penyakit difteri adalah :
- Seperti demam,
- Nafsu makan menurun,
- Lesu,
- Nyeri di tenggorkan ketika menelan,
- Kelenjar dari hidung berwarna kuning kehijauan dan bisa disertai darah.
Gejala penyakit difteri sudah kita pahami, oleh karena itu dengan mengenal gejala yang timbul kita harus mengetahui apa si yang menyebabkan penyakit ini bisa timbul dan menyerang hidung, tenggorokan dan saluran lendir?
Dari hasil penelitian dan pemeriksaan para dokter bahwa penyakit ini sangat mudah menuluar, proses penularan virus atau penyakit difteri ini adalah :
- Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
- Menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai.
- Kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan.
- Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat Anda terekspos bakteri yang menyebabkan difteri.
Apabila imunisasi DTP terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal. Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DTP atau melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Anda. Namun bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DTP, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap untuk diberikan.
Dengan adanya penyakit yang menyerang daya tahan tubuh ini khususnya pada anak - anak, maka sangat perlu untuk memperhatikan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari wabah virus difteri ini dengan menjaga kebersihan lingkungan dimana anda tinggal dan beraktifitas.
loading...